Arnold Pakage.Jakarta 27-januari-2011,.Asosiasi Mahasiswa Papua Mahasiswa Papua yang tergabung dari AMP,AMPTPI dan FNMPP, menegaskan secara bersamaan bahwa Otonomi Khusus gagal,maka MRP harus dibubarkan dari Papua,sebab MRP adalah anak dari Otonomi Khusus.
Otonomi Khusus gagal total sebab sejak diperlakukanya Otonomi Khusus pada tahun 2001 yang lalu ,dampak negatifnya sangat tidak nampak dan tidak dirasakan oleh Masyarakat asli Papua ‘’Dengan berlangsungnya otonomi Khusus banyak konflik yang sengaja diciptakan oleh Pemerintah.
Pemerintah pusat juga tidak memberikan wewenang kepada MRP Majelis Rakyat Papua dan DPRP Dewan Perwakilan Rakyat Papua “ sehingga Peraturan Pemerintah yang dibuatpun masi akan dipertimbangkan oleh Pemerintah Pusat “tegas Marten Goo Keua FNMPP Fron Nasional Mahasiswa dan Pemuda Papua
Agus Kosy sebagai Ketua Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se Indonesia juga mengungkapkan “OTSUS sudah berjalan di Papua tapi masih ada pelangaran hak asasia sejak Otonomi Khusus diberlakukan Papua tingkat pelangaran HAM di Papua semakin tinggi” yaitu Pembunuhan dan penculikan Bpk. Theys Hiyo Eluay, 10 November 2001 dan penghilangan sopirnya, Aristoles Masoka<span>.</span>
Peristiwa Wasior Berdarah 13 Juni 2001. Pada peristiw ini aparat keamanan dari Brimob Kepolisian Daerah Papua telah melakukan penyisiran terhadap warga sipil sehingga banyak yang kehilangan nyawa, keluarga dan tempat tinggalnya.
Berimbas dari pembobolan Gudang Senjata di Kodim 1702 Jayawijaya 4 April 2003 maka aparat keamanan melakukan penyisiran disejumlah kampung di Wamena sampai di kampung Kuyawage. Akibatnya banyak masyarakat menjadi korban.
Peristiwa penyisiran dan operasi Puncak Jaya berdarah pada tahun 2004. Masyarakat meninggal karena ditembak, ada juga meninggal ditempat pengungsian. Banyak masyarakat kehilangan keluarga dan tempat tinggal mereka.
Otonomi Khusus adalah bentuk penjajahan baru yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Orang asli Papua.
Dengan adanya Otonomi Khusus maka pemekaran daerah yang membawa peluasan markas-markas TNI di Papua semakin banyak sehingga Papua menjadi DOM ( Daerah Oprasi Militer ,kita semua tau bahwa jumlah penduduk Orang papua aslipun sangat sedikit jika dibandingkan dengan pendatang maka jumlah TNI di Papua boleh dikatan sama dengan Jumlah Masyarakat asli Papua atau satu banding satu tutur Ketua Aliasi Mahasiswa Papua Kris Maday.
Otonomi Khusus gagal total sebab sejak diperlakukanya Otonomi Khusus pada tahun 2001 yang lalu ,dampak negatifnya sangat tidak nampak dan tidak dirasakan oleh Masyarakat asli Papua ‘’Dengan berlangsungnya otonomi Khusus banyak konflik yang sengaja diciptakan oleh Pemerintah.
Pemerintah pusat juga tidak memberikan wewenang kepada MRP Majelis Rakyat Papua dan DPRP Dewan Perwakilan Rakyat Papua “ sehingga Peraturan Pemerintah yang dibuatpun masi akan dipertimbangkan oleh Pemerintah Pusat “tegas Marten Goo Keua FNMPP Fron Nasional Mahasiswa dan Pemuda Papua
Agus Kosy sebagai Ketua Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se Indonesia juga mengungkapkan “OTSUS sudah berjalan di Papua tapi masih ada pelangaran hak asasia sejak Otonomi Khusus diberlakukan Papua tingkat pelangaran HAM di Papua semakin tinggi” yaitu Pembunuhan dan penculikan Bpk. Theys Hiyo Eluay, 10 November 2001 dan penghilangan sopirnya, Aristoles Masoka<span>.</span>
Peristiwa Wasior Berdarah 13 Juni 2001. Pada peristiw ini aparat keamanan dari Brimob Kepolisian Daerah Papua telah melakukan penyisiran terhadap warga sipil sehingga banyak yang kehilangan nyawa, keluarga dan tempat tinggalnya.
Berimbas dari pembobolan Gudang Senjata di Kodim 1702 Jayawijaya 4 April 2003 maka aparat keamanan melakukan penyisiran disejumlah kampung di Wamena sampai di kampung Kuyawage. Akibatnya banyak masyarakat menjadi korban.
Peristiwa penyisiran dan operasi Puncak Jaya berdarah pada tahun 2004. Masyarakat meninggal karena ditembak, ada juga meninggal ditempat pengungsian. Banyak masyarakat kehilangan keluarga dan tempat tinggal mereka.
Otonomi Khusus adalah bentuk penjajahan baru yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Orang asli Papua.
Dengan adanya Otonomi Khusus maka pemekaran daerah yang membawa peluasan markas-markas TNI di Papua semakin banyak sehingga Papua menjadi DOM ( Daerah Oprasi Militer ,kita semua tau bahwa jumlah penduduk Orang papua aslipun sangat sedikit jika dibandingkan dengan pendatang maka jumlah TNI di Papua boleh dikatan sama dengan Jumlah Masyarakat asli Papua atau satu banding satu tutur Ketua Aliasi Mahasiswa Papua Kris Maday.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.